Light Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Vol 4 Chapter 3 Part 3
Baca Light Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Volume 4 Chapter 3 Part 3
Jika ada seseorang yang mampu membaca pikiran, menemukan "target" tidak akan menjadi tugas yang mudah. Semua orang terlahir sebagai seorang pendusta dan kebanyakan sudah terbiasa berbohong. Jika seseorang yang sama sekali tidak pernah berbohong selama hidupnya itu ada, keberadaan itu sendiri akan menjadi sebuah kebohongan.
Bagi manusia, kebohongan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari diri kita sendiri. Paling tidak, di antara orang-orang yang berkumpul di ruangan ini, salah satunya adalah "target".
Masih ada waktu sampai diskusi dimulai, bagaimanapun, alasan aku datang lebih awal seperti terakhir kalinya adalah untuk mengamati tingkah laku setiap orang di dalam kelompok dan orang pertama yang datang untuk berdiskusi malam itu adalah gadis-gadis dari Kelas C. Mereka masuk dengan gembira sambil mengobrol satu sama lain. Setelah melihatku, mereka langsung menurunkan suara mereka dengan cara yang jijik dan dengan cepat menjauhkan diri dariku.
Selanjutnya adalah Yukimura yang memasuki ruangan dengan wajah yang tajam. Sambil menyapanya sekilas, dia segera duduk di dekatku. Sepertinya dia tidak berbeda dari yang biasanya.
Kemudian yang berikutnya muncul adalah kelompok Kelas A. Machida dan Takemoto, lalu Morishige. Seperti biasa, Semenjak mereka sudah memutuskan untuk tetap diam, mereka memutuskan untuk duduk di ujung ruangan. Dekat dengan tempat gadis-gadis Kelas C duduk.
"Hei Machida-kun, hari ini, setelah ini selesai, apa kau ingin ikut bermain bersama kami? Kami bertiga berencana untuk bersenang-senang setelah ini, tetapi belum menemukan seseorang."
"Entahlah ..." jawab Machida kepada mereka.
Umumnya Machida tidak ikut dalam diskusi, tetapi 'kehadirannya' masih sangat kuat. Mengecualikan Ichinose dan Ibuki, sepertinya semua gadis lain di dalam kelompok tertarik kepadanya. Bukan berarti aku cemburu kepadanya... tapi aku mungkin sedikit cemburu kepadanya.
Setengah dari Kelas C sudah menyerah untuk menemukan "target" atau mungkin ini masih merupakan bagian dari rencana mereka, tetapi dengan kata-kata itu mereka sudah mengundang Machida untuk bermain bersama mereka. Apakah ini adalah cara laki-laki dan perempuan memperdalam hubungan mereka? Sepertinya Machida juga puas dengan itu saat dia terlihat senang sambil mempertimbangkan ajakan mereka.
Lalu Sotomura dan Karuizawa memasuki ruangan. Tetapi daripada bersama-sama, itu terlihat seperti mereka datang di ruangan secara bersamaan, karena Karuizawa memiliki ekspresi tidak senang di wajahnya. Begitu mereka memasuki ruangan, dia cepat-cepat membuat jarak di antara mereka dan bergerak ke bagian belakang ruangan.
"Hei, itu kursiku"
Meskipun datang lebih lama, Karuizawa mengatakan hal itu kepada gadis-gadis Kelas C sambil melotot kepada mereka walaupun mereka datang lebih awal. Setelah melihat gadis-gadis lain menggoda Machida secara terang-terangan, sepertinya Karuizawa menjadi lebih marah kepada mereka.
"Aku tidak tau apa yang kau bicarakan, tapi apanya yang tempat dudukmu? Cari saja tempat lain untuk kau duduk" kata Manabe kepada Karuizawa.
"Aku bilang itu kursiku. Pergilah" jawabnya.
"Hah? Tidak bisakah kau melihat aku sedang berbicara dengan Machida-kun sekarang? Kami akan bermain malam ini" kata Manabe pada Karuizawa.
"Machida-kun, tolong beritahu dia kalau kau mau aku yang duduk di sebelahmu"
Terlihat sedikit malu, Machida terlihat bimbang dengan siapa yang harus dia pilih. Tetapi Karuizawa langsung mengerti situasinya dan dengan cepat masuk di antara Manabe dan Machida dan memegang tangan Machida.
"Kali ini, ayo kita main bersama, hanya kita berdua, atau apa kau sudah memilih perempuan itu? Aku membenci laki-laki buaya, jadi jika kau mau bermain dengan perempuan itu aku tidak akan pergi bersamamu" kata Karuizawa pada Machida.
Aku benar-benar terkejut dia akan mengatakan sesuatu seperti itu dengan sangat berani saat berpacaran dengan Hirata. Sebenarnya, Machida terlihat tertarik pada kata-kata "hanya kita berdua" dan sudah memutuskan mana yang akan dipilihnya.
"Bisakah kau pergi? Disanalah Karuizawa akan duduk, bahkan sore ini pun juga" kata Machida kepada Manabe. "
Hah? Apa maksudnya? Menyebalkan..."
Mengatakan kata-kata itu dengan wajah yang serasih, gadis-gadis Kelas C pergi dari Machida. Maka dari itu Karuizawa cepat-cepat masuk ke tempat kosong itu dan duduk. Sebenarnya, dia duduk begitu dekat sehingga terlihat hampir seperti terpaku kepada Machida. Jujur saja, tubuh mereka sudah saling menyentuh saat ini.
Mungkin satu-satunya alasan orang-orang tidak menganggap tindakan itu sembrono adalah karena orang-orang sudah tahu seperti apa Karuizawa itu. Mungkin dia tidak tahu jika Karuizawa akan berkencan dengan Hirata, atau mungkin memang seperti itu, tetapi sepertinya Machida sudah mulai membuka hatinya kepada Karuizawa atau sudah jatuh cinta kepadanya.
Jika kita hanya berbicara tentang penampilan, Karuizawa memang imut dan jika kau melihatnya dari sudut pandang menyukai dia, mungkin perasaan melindunginya juga akan terlahir di dalam dirimu. Yang menarik adalah, kelompok yang baru terbentuk kemarin, sudah mulai mengembangkan tingkatan kekuasaan dan ekosistemnya sendiri hari ini. Seorang penyendiri adalah seorang penyendiri sementara seseorang yang populer akan tetap populer.
Pambagian murid ke dalam tingkatan sudah selesai. Tetapi pembagian ini tidak dilakukan dengan cara yang biasa. Misalnya, jika dua orang kebetulan berbagi di dalam rank yang sama dalam kelompok tersebut, mau tidak mau seseorang harus bangkit dan rank yang lainnya akan terjatuh.
Bahkan dapat digambarkan sebagai lingkungan 'Bertahan Hidup Dari yang Terkuat' dan yang kalah dalam kompetisi tersebut akan diturunkan ke peringkat yang lebih rendah di antara teman-teman mereka. Mungkin bahkan sampai ke yang terbawah. Ke titik di mana keberadaan mereka tidak menjadi masalah meski satu poin pun tidak ada di sana. Contohnya, seseorang sepertiku dalam masalah ini.
Hal yang menarik dari ujian ini adalah bahwa hal itu memaksa orang-orang yang saling berkompetisi sebelumnya untuk bergandengan tangan. Bahkan Ichinose, yang sangat populer di kalangan kelasnya, mengalami masalah dalam mempengaruhi musuhnya di kelas ini. Jika itu adalah Hirata, mungkin dia mampu mengatur ini menjadi kelompok yang lebih baik?
"Ayo kita jalani hari ini juga!"
Ichinose sendiri datang dan membawa kehidupan kembali ke ruangan yang tidak bernyawa. Aku juga segera menyadari bahwa suasana di ruangan sangat kental hari ini dan memilih untuk tidak berbicara sembarangan. Tetapi meski begitu, tindakan Karuizawa terlihat terlalu kuat dan tidak bisa kupahami.
Jika dia ingin lebih dekat dengan Machida, dia tidak perlu memusuhi gadis Kelas C untuk melakukannya. Aku hanya merasa... bahwa kejadian ini dan ujian itu sendiri tidak memiliki hubungan yang langsung. Sebagai seseorang yang pernah memperhatikan Karuizawa sejak awal semester pertama, aku bisa memberitahu setelah mengamati kepribadian dan tindakannya.
Karuizawa ingin berdiri di puncak. Tentu saja, dia bukan orang yang berbakat sehingga dia mampu naik ke puncak sekelompok perempuan seperti itu. Dia tidak memiliki bakat milik Ichinose dan sesuatu seperti itu umumnya tidak mungkin baginya.
Tetapi ada hal seperti 'hubungan manusia' yang ikut bermain di sini. Ini adalah fakta bahwa Karuizawa dengan kepribadian yang kuat menjadi pemimpin para perempuan Kelas D. Selanjutnya, dia menjadi pacar Hirata, kekuatan memerintah kelas dan mendapat pengaruh dari anak laki-laki juga.
Untuk sebuah superioritas?
Untuk kepuasan diri?
Aku masih tidak bisa melihat akar penyebab perilaku seperti ini, tetapi rupanya ada sesuatu di sepanjang garis tersebut yang bertanggung jawab atas tindakannya.
"Itu tidak bagus"
"Ya, jika kita terus seperti ini, kita akan membiarkan ‘target’ itu lolos"
Yang menjawab gumamku adalah Yukimura yang kebetulan duduk di sampingku. Akan canggung bagiku untuk mengoreksi mengenai masalah ini, jadi aku mengikuti arusnya.
"Kalau tidak salah, Kelas A tidak akan ikut diskusi seperti biasa kan?"
"Tentu saja, jangan ragu untuk melanjutkan diskusi tanpa kami. Sikap kami tidak akan berubah"
Murid yang duduk di samping Machida yang membuat pernyataan yang telah menyembunyikan emosinya sepanjang waktu adalah Morishige. Aku pernah melihatnya sebelum ujian ini. Menurut apa yang aku dengar, Kelas A saat ini terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok Katsuragi dan kelompok Sakayanagi.
Morishige adalah salah satu dari orang-orang yang mengkhianati Katsuragi selama ujian di pulau. Umumnya dia yang tidak akan mendengarkan perintah dari Katsuragi dengan patuh seperti ini, Sakayanagi tidak hadir dalam kejadian ini karena kesehatannya buruk dan tanpa ada seseorang yang memberinya perintah secara langsung, dia tidak punya pilihan kecuali mengikuti perintah Katsuragi.
Aku harap Katsuragi segera kehilangan pengaruhnya di kelas setelah kegagalannya selama ujian di pulau tetapi sepertinya dia tidak akan mudah melakukannya. Semenjak dia juga sudah berdiam diri selama dua hari saat ini, sepertinya Morishige juga yakin bahwa dia tidak punya pilihan kecuali mematuhi perintah Katsuragi.
"Karena akan sia-sia menghabiskan satu jam seperti ini, apa kita akan bermain kartu lagi?"
Ichinose mengatakan seolah-olah dia sudah terbiasa dengan ini saat dia mengusulkan permainan kartu setelah pertemuan pertama. Dalam ujian ini, ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan, namun Ichinose sepertinya ingin menemukan "target" melalui pembicaraan sementara Katsuragi mengambil pendekatan yang berlawanan dengan mencegah semua pembicaraan.
Di sisi lain, strategi Ryuuen adalah mengubah semua orang menjadi musuh ketika mengambil kendali penuh dari kelasnya sendiri. Tapi aku tidak bisa memastikan strategi mereka masing-masing sampai jarak terjatuh. Bagaimanapun, tidak mungkin membicarakannya saat sedang bermain kartu selama satu jam penuh. Yukimura sepertinya sangat memperhatikan lingkungan sekitar tetapi sepertinya dia tidak mengerti siapa "targetnya".
Aku yakin hal itu sama untuk murid yang lain juga dan pasti itulah kesimpulan yang mereka semua capai. Bahkan jika pembicaraan berhasil, tidak mungkin "target" tersebut akan menamai diri mereka sendiri. Begitu satu jam berlalu, aku mengamati pesan di mana para murid meninggalkan ruangan.
Murid Kelas C yang selalu menjadi salah satu yang pertama keluar dari pintu tidak terlihat akan meninggalkan ruangan jika kelas A tidak menjadi orang yang pertama, Namun sepertinya Machida dan Karuizawa sibuk saling bertukar nomor kontak mereka satu sama lain dan membuat persiapan untuk saling berhubungan. Lalu Yukimura dan Sotomura bangkit untuk pergi.
"Ayo kembali, Ayanokouji kau akan pergi juga kan?"
"Ya"
Dan pada saat yang sama, Karuizawa juga berdiri untuk pergi saat berbicara dengan seseorang di ponsel, Terlihat seperti sedang mengobrol tentang sesuatu yang menarik. Dan saat dia pergi, ketiga gadis dari Kelas C juga melewati kami untuk mengikutinya.
"Ketiga gadis itu, apa tidak terlihat aneh untukmu?"
Yukimura sepertinya sudah memperhatikan sesuatu yang tidak biasa tentang mereka dan menatapku dengan wajah cemas.
"Apa kau pikir begitu? aku belum melihat apapun" jawab Sotomura kepadanya dengan nada suaranya yang gila.
Terlepas dari pendapat Sotomura, pemikiran Yukimura benar. Sepertinya gadis Kelas C juga menyimpan sedikit kemarahan kepada mereka juga. Yukimura dan aku sedikit keluar dari ruangan ke koridor di luar. Dan kami melihat ketiga gadis itu mengejar Karuizawa dengan cepat di koridor. Aku lebih suka tidak mengikuti mereka sendirian. Dan Ibuki yang sepertinya juga tidak tertarik kepada Karuizawa yang tidak ada di sana.
“kita ikuti mereka, mungkin tidak akan berakhir dengan kekerasan tapi mungkin sedikit menimbulkan pertengkaran"
"Sialan Karuizawa, selalu melakukan hal-hal yang membuat orang-orang membencinya... meski aku ingin menemukan ‘target’ untuk diriku sendiri"
Sementara Sotomura pergi untuk kembali ke kamarnya, Yukimura dan aku cepat-cepat mengikuti keempat gadis itu dengan tenang.
Saat sampai di tikungan, kudengar suara pintu dibanting tertutup dan melihat pintu masuk ke tangga darurat tertutup. Tetapi tidak ada alasan untuk menggunakan tangga darurat kecuali liftnya rusak yang berarti ada hal lain yang terjadi di sini.
"Hei, apa yang kau lakukan? membawaku ke tempat seperti ini?". Diam-diam aku membuka pintu tangga darurat dan mendengar suara dari dalam.
"Jangan membodohi kami, kau mendorong Rika kan? Bicaralah".
"... K-k-kenapa Kenapa kau menuduhku? Sudah aku bilang kau salah orang kan?"
Ketiga gadis itu lalu mendekati Karuizawa dan mengantarnya kembali ke dinding seolah mencegahnya untuk melarikan diri. Tetapi bahkan dalam situasi seperti itu, Karuizawa terus menyangkal tuduhan tersebut tanpa meminta maaf. Apa itu benar bukan dia?
"Ada yang harus kulakukan sekarang, bisakah kau menyingkir?"
"Kalau begitu izinkan aku memastikannya sekarang, aku akan menelpon Rika sekarang, jika bukan kau, maka aku akan memaafkanmu"
“Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan, aku akan memanggil guru"
"Apa yang akan kau katakan kepada guru? Bukan berarti kami menggunakan kekerasan kepadamu saat ini. Jika kau memberi tahu mereka, kami juga bisa memberi tahu mereka bahwa kau mendorong Rika dan juga akan menjadi masalah untukmu"
Sepertinya mereka tidak berniat mundur saat mereka meraih tangan Karuizawa saat dia mencoba melarikan diri dan mendorongnya kembali ke dinding.
Salah satu gadis kemudian mulai menggunakan teleponnya untuk menghubungi perempuan yang bernama Rika.
"T-tunggu sebentar"
Begitu menyadari situasi yang serius, Karuizawa mencoba menghentikan mereka untuk tidak meneleponnya.
"Kenapa kau begitu terburu-buru?"
"... aku baru ingat, aku sengaja menabrak perempuan itu" Karuizawa cepat memberitahu mereka.
"kau memang pembohong yang menjijikan, sejak awal kau mengingat dia, bukan? Aku tidak peduli, tapi apa kau akan meminta maaf kepada Rika?"
"Tidak, dia yang salah. Dia perempuan yang bodoh"
Kupikir Karuizawa akan menerima tanggung jawab, tapi sepertinya dia sama kerasnya seperti sebelumnya. Meski tahu dia akan membuat gadis-gadis Kelas C semakin bertambah marah, dia masih mengucapkan kata-kata itu.
"Dia benar-benar membuatku kesal, aku bahkan berpikir untuk memaafkannya atas tindakannya sebelumnya jika dia meminta maaf kepada Rika. Sudahlah, aku tidak akan memaafkannya sekarang"
Dan dengan begitu, dia mendorong bahu Karuizawa dengan telapak tangannya.
"Kau tidak akan memaafkannya sejak awal ... bukan?"
Itu adalah seorang gadis bernama Yamashita yang selalu mengikuti Manabe sampai sekarang yang mengatakannya.
"Shiho-chan, aku tidak tahan lagi, aku benar-benar tidak akan memaafkan Karuizawa"
"Aku tau, aku yakin Rika berbagi perasaan yang sama sepertimu. Ayo kita bully dia"
Kali ini, dengan kekuatan yang lebih, dia mendorong bahu Karuizawa dengan telapak tangannya lagi. Yukimura mencoba membuka pintu dengan cepat, tapi aku meraih lengannya dan menghentikannya. Bahkan jika kami menghentikan ini sekarang, Karuizawa pasti akan diganggu lagi. Tetapi membiarkan mereka menggunakan kekerasan untuk masalah pribadi mereka saat ini akan menjadi penghalang bagi mereka di masa depan. Dan tergantung pada tingkat kekerasannya, Bukan hal yang tidak mungkin untuk mengadukan mereka kepada sekolah dan yang terpenting, saat ini keberadaan Karuizawa Kei akan berubah.
"Ha ... haaa"
Karuizawa sepertinya mengalami kesulitan bernafas. Atau mungkin dia terlihat kesakitan. Tetapi dia meraih kepala Karuizawa dengan kedua tangannya. Ketika melihat penderitaannya, dari pada membangkitkan rasa empati, justru menimbulkan kemarahan yang lebih banyak dari Manabe dan gadis-gadis lainnya.
"Bahkan jika kau bersikap feminin seperti itu, aku tidak akan memaafkanmu lagi"
Dia kemudian meraih rambut Karuizawa dan mengangkat kepalanya dengan kuat.
"Aku selalu membenci wajah Karuizawa, Apa menurutmu dia sangat jelek?"
"Aku sangat tau, apa kau ingin melukai wajahnya?" tanya salah satu gadis tersebut.
"B-b-berhenti"
"B-berhenti, dia bilang? apa yang terjadi dengan tekad yang kau punya beberapa waktu yang lalu?"
Sepertinya semakin kau membenci musuhmu, semakin kau berusaha untuk menyerang keunggulan mereka. Jika kita hanya berbicara tentang kecantikan, tidak ada keraguan bahwa Karuizawa jauh lebih baik. Tetapi sepertinya Manabe, Yamashita dan Yabu tidak akan puas sampai mereka menyangkal penampilan Karuizawa seperti itu.
Setelah diam bergetar, Karuizawa tidak mampu bergerak. Tidak ada lagi kesan yang selalu digunakannya terlihat sekarang. Sifat asli seseorang selalu muncul di dalam dilema seperti ini. Kurang lebih dari hal ini, aku segera mampu melihat dan tahu lebih banyak tentang Karuizawa Kei.
Tapi sepertinya rasa keadilan Yukimura telah tertendang, karena dia terlihat tidak tahan lagi. Dia kemudian dengan cepat membuka pintu dengan paksa dan mengejutkan ketiga perempuan di dalamnya. Di sisi lain, seolah-olah dia telah diselamatkan, Karuizawa menatap Yukimura dengan wajah lega.
"Apa yang sedang kalian lakukan?"
"A-a-a-a-a-apa? aku baru saja berbicara dengan Karuizawa-san, kan?"
Manabe menatap Karuizawa dengan ekspresi mengancam jika dia berani mengucapkan satu kata pun, tetapi Karuizawa bukanlah tipe seseorang yang terintimidasi hanya dengan hal itu.
"Hei Yukimura-kun, lakukan sesuatu. Mereka menculikku dengan kasar tiba-tiba dan mulai mendorongku. Mereka adalah yang terburuk, mereka menyebalkan jadi aku menyuruh mereka untuk meninggalkanku sendiri tapi-"
Umumnya Karuizawa tidak akan peduli dengan Yukimura, tapi mungkin dia sangat berterima kasih kepadanya karena dia muncul di sini untuk menyelamatkannya. Wajahnya terlihat lega, namun Kelas C terlihat sangat membenci Yukimura. Hampir seperti mengatakan bahwa ini tidak ada hubungannya dengan Yukimura.
"Aku hanya membantu Rika dengan masalah Karuizawa-nya. Karena kau datang ke sini, kau pasti juga sudah mendengar cerita yang sebenarnya"
"...Aku pikir kau harus membiarkannya pergi. Jika mereka hanya kebetulan bertemu satu sama lain, Bukan berarti Karuizawa yang bersalah, kau tahu"
Yukimura tidak punya pilihan kecuali menjawab seperti itu.
"Tutup mulutmu, ini tidak ada hubungannya denganmu"
"....."
Karena dia diperintah untuk menutup mulut oleh gadis-gadis Kelas C, kali ini Yukimura tidak punya pilihan lain selain patuh dan diam. Karuizawa lalu mulai melihat Yukimura seolah melihat laki-laki yang menyedihkan sementara aku perlahan mengeluarkan ponselku dengan tenang.
"Tinggalkan aku, jika tidak aku akan memanggil seseorang" kata Karuizawa.
"Memanggil? Memanggil siapa? Hirata-kun? Machida-kun? Atau mungkin pelacur seperti kau bisa memanggil sebanyak mungkin laki-laki yang kau suka?"
Bisa dikatakan bahwa perkelahian antar perempuan itu menjijikan dan tidak bisa diselesaikan dengan mudah melalui kekerasan seperti konflik antar laki-laki. Sebagai seseorang yang sudah terlibat dalam hal ini, aku merasa sangat sakit saat melihat dan mendengarkan.
"Baru saja ada seorang guru yang lewat, aku pikir lebih baik jika kalian pergi"
Karena tidak punya pilihan lain, aku melangkah masuk dan mengucapkan kata-kata itu untuk membantunya. Aku yakin Class C juga tidak mengharapkan kejadian itu disini.
"Aku benar-benar akan membuatmu menundukkan kepala sebelum Rika"
Itu adalah ancaman bagi Karuizawa oleh pihak lain yang mengatakan bahwa mereka akan menggunakan cara apapun yang diperlukan untuk itu. Karuizawa dengan putus asa mencoba bersikap tegas, namun jelas dia sudah tidak mampu lagi. Sepertinya gadis-gadis lain juga merasakan kelemahan Karuizawa saat mereka menatap Karuizawa dari atas dengan tatapan merendahkan.
"Apa kau baik-baik saja?"
Karena tidak bisa meninggalkan Karuizawa yang terlihat sangat hiperventilasi, Yukimura menanyakan hal tersebut.
T/N: Hiperventilasi secara medis didefinisikan sebagai tindakan bernapas yang berlebihan, atau menghirup dan mengembuskan napas dengan cepat dan dangkal. Umumnya, serangan panik atau kecemasan akan mengakibatkan seseorang mengalami hiperventilasi.
"Tinggalkan aku sendiri!"
Karuizawa dengan cepat menangkis tangan Yukimura saat ia datang untuk membantunya.
"Apa-apaan itu? aku datang untuk membantumu karena aku khawatir"
"Diam! Tidak ada yang memintamu melakukannya" kata Karuizawa sambil menarik napasnya kembali.
Yukimura mundur selangkah seolah ditusuk oleh kata-katanya. Aku juga melangkah mundur untuk tidak terlibat di dalamnya, namun Karuizawa menatapku tajam dengan ekspresi marah sebelum membuka pintu tangga darurat dengan paksa dan kemudian membantingnya di belakang.
"Ada apa dengannya? Selalu menyebabkan masalah untuk kita"
Aku mengerti perasaan Yukimura yang membenci dirinya. Seorang 'pembuat masalah' adalah cara yang bagus untuk menggambarkan Karuizawa.
Tetapi sepertinya dia juga lelah dengan siksaan tersebut, karena Yukimura tidak mengatakan apa-apa lagi dan pergi dari pintu tangga darurat juga. Sekarang, sendirian di tangga darurat, aku memikirkan Karuizawa dan sisi lemah dari pemimpin gadis-gadis Kelas D sudah diperlihatkan.
Penampilan Karuizawa yang ketakutan sekarang bukan hanya karena dia terancam pada saat itu tetapi karena hal yang lain.